UPACARA ADAT WILUJENGAN MADILAKIRAN KI AJENG WONOKUSUMO DAN MENGENAL KI AGENG WONO KUSUMO

26-Feb-2020   Dibaca :  1150 kali

KARANGMOJO 26 Februai 2020

MENGENAL KI AGENG WONO KUSUMO
DI WONOTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO

 Siapakah Ki Ageng Wonokusumo?

Ki Ageng Wonousumo adalah keturunan dari Ki Ageng Wonokusumo Penghulu di Daerah Serang, yang merupakan keturunan dari Trah Majapahit. Alur ke atas yaitu Ki Ageng Giring IV, III, II, I, Ki Ageng Wuking II, I atau Adipati Andoyo Ningrat, anak dari Retno Mundri. Retno Mundri adalah saudara tua Browijaya V, anak dari Brotanjung atau Browijaya IV.

Ki Ageng Wonokusumo di temani dua orang yang bernama Joyo Lelono dan Joyo Prakoso, mengembara dari majapahit menuju Bayat, Klaten akhirnya bertemu dengan Ki Ageng Pandan Aran. Ki Ageng Pandan Aran memerintah Ki Ageng Wonokusumo untuk menuju Daerah Gunungkidul ditemani dengan 7 orang, Mereka adalah: 1) Ki Wonotitro, 2) Nyi Resmi, 3) Ki Joimanuk, 4) Ki Permadi , 5) Ki Tiyoso I, II, III. Daerah yang dituju adalah daerah yang tanahnya berbau harum, wangi seperti di daerah Bayat yang juga wangi.
Kuburan dari 9 pengikutnya terletak di sisi kanan dan sisi kiri, serta depan, dari makam Ki Ageng Wonokusumo.

Ki Ageng Wonokusumo mempunyai keturunan bernama Pangeran Kajuran ( Panembahan Romo ) yang menikah dengan R. Ay. Kajuran. Pasangan itu mempunyai anak Kanjeng Ratu Kulon atau Kanjeng Ratu Pelabuhan yang menikah dengan K. Susuhunan ( Prabu Amangkurat Agung ). Dari Perkawinan mereka, mempunyai anak yang bernama Kanjeng Susuhunan Pakubuwono di Surokarto. Kanjeng Susuhunan Pakubuwono mempunyai anak yang bernama Kanjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Jawa di Surokarto/ Solo tahun 1755 M. Pada masa itu kemudian Kraton Surakarto pecah menjadi dua, yang 1 di Surakarto dipegang oleh Susuhunan Pakubuwono II, dan di Yogyakarta dipimpin oleh Kanjeng Sultan Hamengu Buwono I. jadi Sultan Hamengu Buwono I adalah Wareng keturunan Ki Ageng Wonokusumo.

Visi : Mewujudkan masyarakat yang damai dan sejahtera

Misi : 

1) Menyebarkan Agama Islam
2) Mengajarkan kepada masyarakat untuk bercocok tanam.

 Peninggalan
Air sendang Pancuran. Air sendang pancuran ini banyak diambil oleh para peziarah yang berasal dari berbagai daerah, baik yang dari wilayah Gunungkidul, Jogya, Bantul, Magelang, Semarang, Klaten, Jakarta, Surabaya, maupun yang dari luar Jawa, seperti Sumatera. Air sendang Pancuran diyakini oleh mereka, dengan ijin Allah Yang Maha Kuasa, dapat digunakan untuk mengobati berbagai menyakit, dan untuk keperluan lain.

Nama Dusun:
1. Sawahan, di sana ada sebidang tanah luas berupa sawah. Tanah tersebut sampai kini tidak dibagi / digaleng tengah.
2. Banjardowo , berasal dari sawah yang bentuk ladangnya membanjar, dan panjang. Sehingga dinamakan Banjardowo.
3. Tlotok, berasal dari jatuhnya ikatan bibit padi. Sekarang menjadi Dusun Pengkol.
4. Wonotoro, waktu kala itu, Dusun Wonotoro dilihat dari berbagai arah tampak hutan.

Pengunjung ( Visitors)
Hampir setiap hari , makam Ki Ageng Wonokusumo ada peziarah. Para Peziarah berasal dari berbagai daerah. Pengunjung yang banyak terjadi pada malam Jum'at Kliwon dan malam Selasa Kliwon. Para Peziarah biasanya mendoakan Arwah Ki Ageng Wonokusumo dengan membaca Surat Yasin, Dzikir Tahlil,dan Sholawat. Yang berziarah biasanya dari rakyat kecil hingga calon Pejabat maupun Pejabat. Pada malam 1 Syura/ Muharam, tempat ini juga banyak dikunjung para peziarah.

Upacara Adat.
Upacara Adat Wilujengan Madilakiran sudah berjalan dari sejak jaman nenek moyang/ 400 tahun yang lalu. Masyarakat melakukan Kenduri ( shodaqoh) mulai dari tanggal 1 sampai puncak acara tanggal 23 atau 25 bulan Jumadil akhir. Bertepatan dengan hari Senin atau Kamis. Upacara wilujengan ini dilakukan masyarakat di tiap rumah di tiga dusun yaitu : Warung, Banjardowo, dan Wonotoro. Ciri khas masakan yang digunakan untuk shodaqohan itu TIDAK DICICIPI oleh yang memasak. Ini mengandung makna bawa kita bershodaqoh tidak memberi SISA dari makanan kita. Selama 1 bulan, binatang yang disembelih kira-kira 3000 ekor ayam, 100 ekor kambing, dan beberapa ekor sapi.

 Juru Kunci.
Juru Kunci yang bertanggung jawab merawat kebersihan, maupun melayani para peziarah adalah sebagai berikut.
1) H. Shaleh dari Nyutran.
2) H. Muharal dari Kalinampu
3) H. Ngabdullah
4) H. Jupri
5) Abdul Mu'in
6) H. Anwar
7) Sokarto.
8) Karnoto Surakso
9) Ngadiyo Surakso
10) Dariyanto Surakso

 

 

Berita Terbaru


KAPANEWON KARANGMOJO MELAKSANAKAN DESK RKA 2025

Jumat 19 April 2024 di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul seluruh PPTK

Apel Pagi Memperingati Hari Kartini di Kapanewon Karangmojo

Senin, 22 April 2024 di Halaman Kapanewon Karangmojo dilaksanakan Apel pagi sekaligus memperingati

SOSIALISASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEGIATAN KEISTIMEWAAN KAPANEWON KARANGMOJO

Kegiatan Rapat Sosialisasi Perencanaan dan Pengendalian Kegiatan Keistimewaan Kapanewon Karangmojo


Download